Muslimat dan Lazah NW Kirim Puluhan Liter Air Bersih kepada Warga Terdampak Kemarau

Muslimat dan Lazah NW Kirim Puluhan Liter Air Bersih kepada Warga Terdampak Kemarau

Lombok Timur suararinjani.com – Ketua Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Wathan Lale Syifaunnufus, bekerjasama dengan Lembaga Amal, Zakat, Infaq, Sadakah, Wakaf, dan Hibah (Lazah) Nahdlatul Wathan, pada Ahad (10/09) mengirim pasokan air bersih sebanyak 14.000 liter ke rumah warga Dusun Tenjong Daye, Desa Ketangga, Kecamatan Suela, Lombok Timur. Menurutnya, kebutuhan air di Dusun Tenjong Daya diperkirakan mencapai 55.000 liter lebih.

Bunda Syifa, panggilan akrabnya, menyebut minimnya pasokan air bersih di dusun itu karena pemerintah tidak membangun sumber air yang terpusat untuk mengantisipasi musim kemarau. “Ini memprihatinkan. Saya hanya tahunya semua baik-baik saja. Ternyata masih ada warga kita yang kekurangan air bersih,” kata Caleg DPR RI Dapil NTB 1 Partai Gerindra ini.

Dia mendorong pemerintah segera mencari solusi dengan membangun sumur bor terpusat dengan kedalaman 125 meter. Kita tahu air ini sumber kehidupan untuk keperluan mandi, shalat dan sebagainya. “Tadi ada saya lihat sumur yang mangkrak dengan kondisi memperihatinkan,” tandasnya.

Dia berharap pemerintah pusat mendengar dan menjawab keluhan masyarakat, apalagi masyarajat sebelumnya juga telah menaruh harapan besar dari adanya sumur bor itu.

“Makanya saya berharap dengan adanya kegiatan hari ini bisa menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, dan tentu keluhan masyarakat bisa sampai ke pusat,” katanya Dekan Fakultas Kesehatan UNW Mataram ini.

Di tempat terpisah, Ketua Lembaga Amal, Zakat, Infaq, Sadakah, Wakaf, dan Hibah (Lazah) Nahdlatul Wathan, TGH. Zakariamengatakan, penyaluran ini sesuai dengan arahan Ketua Umum PBNW TGKH Lalu Gede Muhammad Zainuddin At-sani. Lazah NW sejak 27 Agustus 2023 lalu telah mendistribusikan air bersih di 4 dari 6 dusun di Desa Selaparang Kecamatan Suela menggunakan truk tangki Dinas Sosial Lombok Timur. “Sebanyak 50.000 liter air bersih yang telah kami didistribusikan,” ucapnya.

Di tempat yang sama Kepala Dusun Tenjong Daya, Fathurrahman mengungkap, awalnya sumur bos itu dibangun untuk membantu pasokan air bersih 203 KK.

“Semenjak saya jadi Kadus, sumur bor ini tidak pernah beroperasi, bahkan setelah diresmikan tidak pernah ada dari pihak pemerintah terkait yang berupaya untuk melakukan perawatan,” ucapnya.

Sumur bor dengan bak penampung itu tampak tak terawat dikelilingi semak belukar. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga pun harus rela menyedot air di parit.

“Kita mengambil air dari saluran di bawah pasar Suela, dengan kondisi air yang kotor. Itu pun tidak gratis sebab warga perlu membayar Rp. 400 ribu,” akunya.

Fathur menyebut, sumur bor ini menjadi harapan warga ketika musim kemarau tiba. “Sekali lagi Saya berharap sumur bor ini bisa berfungsi lagi. Tak hanya menyuplai rumah warga, namun juga mengairi lahan pertanian,” tutupnya. (vin)

Bagikan Berita

Share this post