Bupati Lobar Dorong Dikbud Edukasi Bahaya HIV-/AIDS di Sekolah

Bupati Lobar Dorong Dikbud Edukasi Bahaya HIV-/AIDS di Sekolah

Lombok Barat suararinjani.com – Respon bahaya penyebaran HIV-/Aids di kalangan pelajar, Bupati Lombok Barat Hj, Sumiatun menekan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk bergerak memberikan edukasi dan pemahaman terhadap satuan tingkat pendidikan di sekolah. Hal tersebut dilakukan sebagai rasa tanggung jawab terhadap perkembangan dan pertumbuhan remaja sebagai generasi penerus bangsa, agar terhindar dan terselamatkan dari resiko penyakit yang mematikan itu.
“Saya ingin Dikbud secara tegas membekali siswa siswi yang ada di Lobar dengan pengetahuan, agar mereka dapat terhindar dari perilaku yang beresiko yang dapat terinfeksi dengan penyakit HIV-/AIDS,” tegasnya saat diwawancara, jumat (08/12).
Dikbud beserta satuan perangkatnya, tegas Sumiatun, membuka ruang edukatif terhadap sekolah sekolah yang ada. Dengan begitu lanjutnya, mengajarkan peserta didik sejak dini berperilaku sehat dan berbudi pekerti yang baik. Hal ini sebagai langkah awal yang representatif untuk menanamkan pemikiran siswa, sehingga dapat melakukan pencegahan terhadap HIV-/AIDS. Penguatan pendidikan moral dan agama menjadi kunci penting untuk mencegah HIV-/AIDS sejak dini.
“Saya minta Bapak/Ibu guru di sekolah dapat menguatkan pendidikan moral dan agama sebagai pencegahan awal atas HIV-/AIDS karena pada dasarnya HIV/AIDS ini disebabkan oleh tindakan atau perilaku yang salah,” imbuh dia.
Menurutnya, pihak sekolah harus mengambil langkah lebih dalam terhadap masalah penanggulangan dan pencegahan HIV-/AIDS dan Narkoba di sekolah, sehingga nantinya dapat diimplementasikan kembali kepada masyarakat.
“Para peserta didik juga dijelaskan berbagai jenis narkoba dan dampak yang dapat ditimbulkan jika mengkonsumsi narkoba. Menyalahgunakan narkoba atau obat-obatan yang tidak ada resepnya dari dokter dapat merusak tubuh, sehingga diharapkan para pesrta didik dapat hidup sehat, berprestasi tanpa narkoba,” ujarnya.
HIV adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh. Sedangkan AIDS adalah kondisi atau sindrom. Terinfeksi HIV bisa membuat seseorang mengalami AIDS apabila tidak terdeteksi sejak dini. Oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi secara terpadu untuk mencegah berkembangnya virus HIV di masyarakat.
“Penanganan HIV adalah termasuk dalam standar pelayanan minimal di bidang kesehatan. Artinya tugas ini tidak hanya melekat pada tupoksi Dinas Kesehatan tetapi menjadi tanggung jawab kita bersama karena penyebarannya umumnya terkait dengan perilaku,” pungkasnya. (W@N)

Bagikan Berita

Share this post