Lombok Timur suararinjani.com – Seperti tahun-tahun sebelumnya, sejak ditetapkanya Pendiri Madrasah NWDI, NBDI dan Organissai NW almagfurulah Maulanasyaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, diangkat menjadi Pahlawan Nasional oleh Presiden Jokowi pada 2017 silam, mulai 2018 setiap peringatan Hari Pahlawan 10 November, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan, (PBNW) selalu mengadakan apel peringatan Hari Pahlawan di Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Anjani.
Hal seruap dilaksnakan pada peringatan Hari Pahlawan 2023, PBNW kembali menggelar Apel Bendera Peringatan Hari Pahlawan 2023 yang dipusatkan di Lapangan Kampus IAIH NW Lombok Timur para Jumat (10/11).
Sebagai peserta apel, semua lemaba pendidikan NW di lingkup Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Anjani, mengirimkan satu pelton untusan untuk mengikuti apel tersebut, termasuk badan otonom dan lemaba NW. Bertindak sebagai Inspektur Upacara, Ketua Umum Pimpus Muslimat NW, Hj Lale Syifaunnufus, selaku Komandan Upacara Serka Mayudin, dan Perwira Upacara Bripka Muh. Nashiruddin.
Dalam amanat Menteri Sosial RI yang dibacakan Inspektur Upacara Hj Lale Syifaunnufus, mengatakan Hari Pahlawan ke-78 ini diperingati dengan mengusung tema “Semangat Pahlawan untuk Masa Depan Bangsa dalam Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan”.
Tema ini, lanjutnya diangkat melalui renungan yang mendalam untuk menjawab ancaman penjajahan modern yang kian nyata. Mengingat kita merupakan pasar yang besar dan dikarunia begitu banyak sumber daya alam yang luar biasa seperti tanah yang subur, hasil laut yang melimpah, kandungan bumi yang menyimpang beragam mineral.
“Inilah tantangan yang sesungguhnya bagi penerus untuk mengelola kekayaan alam dan juga potensi penduduk Indonesia bagi kejayaan Bangsa dan Negara,”ucapnya.
Ancaman dan tantangan ini, kata Mensos, akan kita taklukkan berbekal semangat yang sama seperti dicontohkan para pejuang 10 November 1945. Tidak mudah memang, tapi pasti bisa. Karena Pahlawan Bangsa telah mengajarkan kita nilai-nilai perjuangan.
“Nilai yang jika kita ikuti niscaya membawa jejak kemenangan. Pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran serta mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara di atas kepentingan kelompok dan atau diri sendiri,” ujarnya.
Kata Mensos, para pahlawan telah mengajarkan kepada kita bahwa kita bukan bangsa pecundang. Kita tidak akan pernah rela untuk bersimpuh dan menyerah kalah. Sebesar apapun ancaman dan tantangan akan kita hadapi. Dengan tangan mengepal dan dada menggelora.
Dengan hanya berbekal bambu runcing, para pahlawan dalam pertempuran 10 November menghadapi musuh yang merupakan pemenang perang dunia dengan persenjataan terbaiknya, rakyat bergandeng tangan dengan para tokoh masyarakat dan pemuka agama berikut pengikutnya, bersama laskar-laskar pemuda dan pejuang dari seantero Nusantara, semuanya melebur menjadi satu. Merdeka atau Mati!
“Bersyukur saat ini, semangat untuk berantas kebodohan dan perangi kemiskinan dapat dilihat dan dirasakan denyutnya di seluruh pelosok Negeri,” tandasnya.
Semangat yang berasal dari nilai perjuangan Pahlawan Bangsa di tahun 1945. Semangat yang membawa kita menolak kalah dan menyerah pada keadaan. Menyatukan kita dalam upaya mewujudkan kehidupan kebangsaan yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Serta memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Mewujudkan masa depan yang lebih baik.
“Bersama kita bangun usaha dan ekonomi kerakyatan yang akan menjadikan Indonesia tumbuh menjadi negara yang makin maju, makin sejahtera,”pungkas Lale Syifa membacakan Amanat Menteri Sosial. (vin)