Oleh: Molani Paulina Hasibuan (Mahasiswa S3 Pendidikan IPA Universitas Sebelas Maret; Dosen Pendidikan Kimia Universitas Samudra)
Biofuel telah muncul sebagai alternatif yang menjanjikan dibandingkan bahan bakar fosil tradisional karena sifatnya yang terbarukan dan potensi mengurangi emisi gas rumah kaca (Khan et al., 2021). Di Indonesia, dimana terdapat permintaan yang besar terhadap bahan bakar transportasi dan kekhawatiran mengenai keamanan energi dan dampak lingkungan, penerapan biofuel, khususnya biofuel generasi kedua, memiliki potensi yang besar (Setiawan & Setiyo, 2022).
Biofuel generasi kedua menawarkan solusi yang menarik dalam upaya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi karbon. Dengan memanfaatkan bahan baku non-makanan seperti limbah pertanian dan residu tanaman, biofuel ini menjanjikan keberlanjutan yang lebih baik dibandingkan biofuel generasi pertama. Keunggulan tersebut antara lain berkurangnya dampak terhadap produksi pangan, karena biofuel generasi kedua memanfaatkan bagian tanaman yang tidak dapat dimakan, sehingga menghindari persaingan dengan tanaman pangan (Nisar, 2023). Selain itu, biofuel generasi kedua memiliki potensi menghasilkan laba atas investasi energi (EROI) yang lebih menguntungkan dibandingkan biofuel generasi pertama (Prananta & Kubiszewski, 2021).
Potensi Biofuel Generasi Kedua di Indonesia
Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan biofuel generasi kedua karena beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah tersedianya sumber biomassa yang melimpah. Indonesia menghasilkan sejumlah besar limbah pertanian dan residu tanaman setiap tahun. Limbah ini dapat digunakan sebagai bahan baku untuk produksi biofuel generasi kedua, mengurangi pembakaran limbah dan meningkatkan nilai tambah produk pertanian. Faktor kedua yaitu kebijakan energi terbarukan, dimana Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen terhadap pengembangan energi terbarukan, termasuk biofuel. Program seperti mandatori biodiesel (B30) menunjukkan dukungan pemerintah dalam meningkatkan penggunaan biofuel.
Potensi lainnya yang mendukung biofuel generasi kedua ini di Indonesia adalah Indonesia memiliki pengalaman dengan biofuel generasi pertama, yaitu pengalaman dalam produksi dan distribusi biodiesel dari minyak kelapa sawit. Pengalaman ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dan mengintegrasikan teknologi biofuel generasi kedua. Faktor yang tidak kalah penting adalah adanya peluang pasar. Permintaan global akan biofuel yang berkelanjutan terus meningkat. Indonesia memiliki peluang untuk menjadi pemain utama dalam pasar biofuel generasi kedua, baik untuk konsumsi domestik maupun ekspor.
Tantangan Biofuel Generasi Kedua
Sejalan dengan peluang biofuel generasi kedua, muncul tantangan dalam pengembangannya di Indonesia. Yang menjadi tantangan utamanya adalah proses produksi biofuel generasi kedua saat ini masih relatif mahal dibandingkan dengan bahan bakar fosil dan biofuel generasi pertama. Biaya pretreatment dan konversi biomassa menjadi biofuel membutuhkan teknologi yang canggih dan investasi besar. Yang kedua adalah teknologi dan Infrastruktur. Teknologi untuk memproduksi biofuel generasi kedua, seperti pretreatment dan fermentasi enzimatik, masih dalam tahap pengembangan dan belum sepenuhnya matang. Selain itu, infrastruktur yang ada perlu ditingkatkan untuk mendukung produksi dan distribusi biofuel ini. Tantangan berikutnya adalah efisiensi konversi biomassa menjadi biofuel masih perlu ditingkatkan. Proses produksi saat ini tidak sepenuhnya efisien, yang berarti sebagian besar energi dari bahan baku tidak sepenuhnya diubah menjadi biofuel. Dan yang terakhir, diperlukan dukungan kebijakan yang kuat dan insentif dari pemerintah untuk mendorong pengembangan biofuel generasi kedua. Tanpa regulasi yang mendukung, investasi dalam teknologi ini mungkin sulit diperoleh.
Biofuel generasi kedua menawarkan solusi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia. Meskipun menghadapi sejumlah tantangan dalam hal biaya, teknologi, dan infrastruktur, potensi untuk mengembangkan biofuel ini di Indonesia sangat besar. Dengan dukungan kebijakan yang tepat dan investasi dalam penelitian dan pengembangan, Indonesia dapat memanfaatkan sumber daya biomassa yang melimpah untuk menghasilkan biofuel generasi kedua, meningkatkan ketahanan energi, mengurangi emisi karbon, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.(*)