PERADABAN [AL-HADHARAH]- KEBUDAYAAN [AL-TSAQOFAH], MODERNITAS [TAMADDUN]: REFLEKSI 70 TAHUN NAHDLATUL WATHAN MERAWAT PERADABAN-MENJAGA PERSATUAN.

PERADABAN [AL-HADHARAH]- KEBUDAYAAN [AL-TSAQOFAH], MODERNITAS [TAMADDUN]: REFLEKSI 70 TAHUN NAHDLATUL WATHAN MERAWAT PERADABAN-MENJAGA PERSATUAN.


Oleh: Prof. Dr. H. Fahrurrozi Dahlan. QH. MA.
[Sekjend PBNW- Direktur Pascasarjana UIN Mataram].

Organisasi Nahdlatul Wathan dulu, kini dan nanti terus menerus mendengungkan orientasi kemajuan dalam bidang pendidikan, sosial, dan dakwah yang disebut sebagai trilogi pergerakan ke-nw-an yang selalu adaptif dengan realitas waktu dan zona.

Menarik untuk dicermati secara teoritik, Tiga point utama antara peradaban [al-hadharah], Kebudayaan [attsaqafah], Kemajuan [Tamaddun].
Coba kita cermati kata-kata dari kebudayaan dengan Cultuur [Belanda], Kultur [Jerman], Culture [Inggris/Prancis], atau Cultura [Bahasa Latin], kadang juga sering tumpang tindih dengan Civilization [Inggris,Prancis], Civilta [Italia], Bildung [Jerman]. Para pakar memberikan batasan tentang peradaban itu, seperti Malionowsky menekankan pada aspek khusus dari kebudayaan yang lebih maju. J. Martin lebih menekankan pada aspek rasional dan moral. Badri Yatim, memberikan perbedaan antara al-tsaqofah [Arab], dengan makna kebudayaan, al-hadharah dengan makna peradaban. Kebudayaan sebagai refleksi dalam bentuk seni, sastra, religi, dan moral. Peradaban sebagai wujud manifestasi-manifestasi kemajuan dan teknologi dan direfleksikan dalam bentuk politik, ekonomi dan teknologi. Tegasnya bahwa Tsaqofah sebagai sekumpulan pemahaman tentang segala sesuatu dalam kehidupan yang berdasarkan pada arah pandang ideologi yang dianut oleh seseorang dan ummat. Khadharah khas pada setiap umat mengikuti arah pandang ideologinya. Tsaqofah sebagai konsep pemikiran dan pandangan hidup tertentu yang telah membentuk pola pikir dan perilaku masyarakat. Tamaddun keseluruhan penghasilan atau produktifitas yang mengarahkan nilai keperibadian manusia, dalam bentuk falsafah,pengetahuan kesenian politik, kesusastraan, dan lain-lain. Ringkasnya, Hadharah lebih terlihat pada kemajuan yang dicapai, Tsaqofah proses untuk mencapai kemajuan tersebut dengan cara kreasi dan inovasi. Sementara tamaddun adalah kemajuan itu sendiri yang dihasilkan baik oleh Hadharah maupun tsaqafah.

Nahdlatul Wathan sesungguhnya telah membentuk empat peradaban utama:
الحصارة تبنى على اربعة اسس: الانسان والعرفان والعمران وحب الوطن والبلدان.
Peradaban yang pertama lahir dari Sumber Daya Manusia yang mumpuni [SDM],. SDM yang selalu berinteraksi dengan realitas zaman, SDM yang terus beradaptasi dengan situasi dan kondisi kemanusiaan dan lingkungan.
NW hadir memberikan ruang yang sangat strategis dalam membentuk insan-insan yang berkarakter Iman dan Taqwa. SDM yang tangguh dalam ranah spritualitas, kuat secara sosialitas, cakap secara intelektualitas, dan stabil dalam aspek emosionalitas.
NW hadir mewujudkan peradaban “Madrasi” peradaban yang berorientasi pada kesuksesan masa depan. Peradaban Madrasi seperti Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah [NWDI] menjadi embrional munculnya madrasah-sekolah yang menyebar di seantero Lombok, dan bahkan Indonesia-Nusantara. Peradaban Madrasi ini merambah ke pengkaderan kaum perempuan dengan dihadirkan lembaga spesial khusus perempuan yang disebut dengan Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah [NBDI]. Peradaban Nahdhatul Wathan dan Nahdlatul Banat sebagai dwi tunggal yang terus menerus menghadirkan SDM yang kuat secara rohani dan jasmani, kuat secara mental spritual, kuat secara akademik, kuat secara sosial. Terbukti Madrasah NWDI telah berkiprah lebih dari 88 tahun [1937-2023] menginspirasi anak bangsa, mendidik anak negeri menuju SDM yang aktif, kreatif. Begitu juga peradaban NBDI telah menampakkan wujud kongkritnya 80 tahun [1943-2023] telah memberdayakan kaum perempuan dalam ranah penguatan pendidikan, sosial dan kultural mereka.
Hadhoroh Insaniyyah, Peradaban kemanusiaan menjadi pilar utama dalam hadirnya peradaban keilmuan dan peradaban sain dan teknologi.
Kedua: Peradaban Al-Irfan [العرفان].
NW hadir memberikan ruang seluas-seluasnya untuk mengeskplorasi berbagai ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan integratif, pengetahuan yang saling tegur sapa, pengetahuan yang sering disebut oleh Maulanassyaikh dengan Irtibahth bainal uluum [integrasi ilmu],
اخا العلا لا يتم العلم الا اذا # طلبته مخلصا بنهضة الوطن.
Lihat juga peradaban keilmuan yang terus dikembangkan oleh Maulanassyaikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid al-Masyhur :
نحن فتيان العلوم كل يوم لا ننوم # آمالنا فوق النجوم جهادنا للمسلمين.
Peradaban keilmuan menjadi pilar ‘Ta’arafu” [لتعارفوا]. Pilar keilmuan yang saling berinteraksi dengan disiplin keilmuan yang lain. NW terus dan akan terus menelorkan keilmuan yang konstruktif yang adaptif dengan kebutuhan sain dan teknologi yang dalam perspektif al- Quran dengan sebutan [assulthon] [لا تنفذون الا بسلطان]. Sulthon adalah penguasaan sain dan teknologi yang akurat dan kuat.
Peradaban ketiga: Al-Umron [العمران].
Peradaban sosial dan kesejahteraan.

NW hadir dalam menjawab kesenjangan sosial dengan membentuk lembaga kesejahteraan sosial, membuka usaha usaha produktif dalam skala mikro maupun makro. Upaya upaya ini menjadi bukti eksistensi NW berkontribusi untuk membangun negeri dengan tetap berpijak pada Pokoknya NW Pokok NW Iman dan Taqwa.
Kesejahteraan sosial menjadi sesuatu yang penting dalam membentuk sebuah peradaban. Sebab kesejahteraan ekonomi akan membentuk produk-produk ekonomi kreatif yang bermuara kepada kesejahteraan.
NW mencoba merajut peradaban kesejahteraan itu dengan pemberdayaan ummat dalam membentuk pembangunan yang berkelanjutan [عمارة استمرارية].
NW pelan tapi pasti dalam merajut peradaban kesejahteraan dengan mencanangkan kreativitas produktivitas dalam upaya meningkatkan kesejahteraan ummat.

Peradaban keempat:
Cinta Tanah Air dan negeri [حب الوطن والبلدان].

Maulanassyaikh secara terang benderang menampakkan identitas nasionalisme kebangsaan beliau, karena beliau sadar bahwa peradaban cinta tanah air dan bangsa merupakan perekat peradaban yang sangat vital dan strategis.

وطنى روحى فداء لك من كل الضلال.
Tanah airku, jiwa ragaku menjadi tebusannya dari segala kebodohan, kesesatan dan ketertinggalan.
Peradaban yang dirajut dan dikuatkan oleh NW berupa kekuatan lembaga pendidikan, sosial dan dakwah yang telah menyebar keseantero nusantara. Sekecil apapun kiprah NW dalam trilogi pergerakan menandakan NW hadir berkontribusi dalam mewujudkan peradaban kecil bahkan peradaban besar.

Hidupkan iman hidupkan taqwa.
Agar hiduplah semua jiwa.
Cinta teguh pada agama
Cinta kokoh pada negara. [WRM]
NW sebagai ormas yang menegaskan identitas sebagai ormas yang tegas akan identitas yang melahirkan kebangsaan dan keummatan yang berpegang teguh terhadap prinsip keagamaan dan berpegang kokoh terhadap kebangsaan. Peradaban kebangsaan ini menjadi pilar yang utama dalam merawat peradaban dan menjaga persatuan.

Konsepsi dan Praksis NW tentang peradaban dan kebudayaan sudah menjadi sesuatu yang inheren dan terintegratif dengan tugas dan fungsi organisasi dalam visi misi mengagungkan dan meningkatkan panji panji agama Allah dan pemberdayaan kemanusiaan
[لاعلاء كلمة الله وعز الاسلام والمسلمين]
Sementara Tamaddun NW terlihat dalam kiprah inovasi dan kreasi teknologi yang dibentuknya. Upaya digitalisasi kenwan terus menerus dikembangkan. NW dengan NW Official terus berinovasi dan berkontribusi dalam menyebarkan faham keagamaan yang samhah [moderat], akomodatif dengan realitas kultur, struktur, stratum dan typologi keummatan dan kebangsaan. NW official dan NW TV sebagai upaya menjawab tamaddun teknologi yang bermuara pada konsepsi Addin [agama], Tadayyun [keagamaan] metadayyin [pemaham keagamaan dan kemodernan]yang titik temunya ada hubungan transdisipliner agama dan sosial sain dan teknologi. Terakhir NW menlaunching platform komunikasi digital dengan nama WAHFAZH [menjaga] merawat jagat peradaban dengan ilmu agama yang baik dan benar juga dengan sain teknologi yang transformatif dan progresif.

Selamat hari jadi ke-70 Nahdlatul Wathan.
NW untuk semua ummat dan kemanusiaan karena lahir dari keperihatinan kemanusiaan dan peradaban. [Mataram 19 Maret 2023-26 Syaban 1444 H]
Sekretaris Jenderal PBNW.
Prof. Dr. H. Fahrurrozi Dahlan. QH. MA.

Bagikan Berita

Share this post