Lombok Timur suararinjani.com – Ijtimak Ramahdhan adalah istilah yang gunakan Pendiri organisasi NW almagfurulah Maulanasyaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yang selalu dilaksanakan untuk beribadah berjemaah di satu tempat dengan mengharap hari itu bertepatan dengan turunnya Lailatul Qadar sebagai malam yang memiliki keajaiban dan kemulian tinggi.
Pasca wafatnya Pendiri NW, kegiatan baik itu terus dilestarikan. Pada tahun ini juga Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) kembali menggelar Ijtima’ Ramadhan yangdi pusatkan di Masjid Jamik Ma’had Darul Quran wal Hadits Anjani Lombok Timur, Sabtu (06/04).
Ijtma’ Ramadhan adalah satu dari dua acara silaturahim pribadi resmi Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid selain Silaturahim Pribadi yang dilaksanakan sore Hari Lebaran 1 Syawal.
Hadir Rois Am Dewan Musytasyar PBNW Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin AM, Jajaran PBNW dan puluhan ribu jemaah NW dari berbagai pelosok Pulau Lombok.
Dalam sambutannya, Ketum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) DR KH Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani, mengatakan, tradisi Ijtima Ramadhan ini merupakan tradisi digagas oleh kakeknya pendiri Nahdatul Wathan Mauanasyaikh TGKH Zainuddin Abdul Madjid yang merupakan Pahlawan Nasional.
“Ninikda (kakek red.) Maulanasyaikh sebagai Pendiri NW merupakan penggagas pertama Ijtima Ramadhan. Dimana dalam acara itu dilakukan menggelar doa bersama (membaca Hizib NW red.) dan merupakan tradisi menggelar doa dalam rangka menyambut malam Lailatul Qadar yang biasanya turun pada malam-malam ganjil di 10 malam terakhir Ramadhan,” ungkap KH Zainuddin Atsani.
Menurutnya, Ijtima’ Ramadhan ini dilaksanakan pada sore menjelang malam pada tanggal 25, 27, atau 29 Ramadhan. Para ulama meyakini 10 malam ganjil akhir Ramadan sebagai malam turunnya malaikat ke bumi. Ijtima’ Ramadhan juga kesempatan bagi para guru dan murid di seluruh dunia dalam suasana ibadah Ramdhan yang agung.
“Ini acara pribadi para sufi pimpinan NW sekaligus acara resmi sebagai ajang persuaan murid sufi NW di seluruh dunia dalam ibadah Ramadhan Karim,” ujarnya.
Pada tahun ini, Ijtimak Ramadhan kita rangkaikan juga tasyakur atas berlangsungnya Pilpres dengan aman dan lancar, terkhusus untuk kemenangan Capres-cawapres Prabowo-Gibran dukungan warga Nahdlatul Wathan.
“Kita harus tetap bersyukur atas apa yang dianugrahkan kepada kita semua oleh Allah SWT,”pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Panitia Ijtima Ramadhan TGH Ihsan Safar, dalam laporannya menyampaikan, kegiatan ini dimulai sejak siang hari hingga menjelang berbuka. Adapun kegiatannya mmebaca Hizib NW/doa dan khotamal al-Quran.
“Ijtima’ Ramadhan menjadi agenda tahunan pendiri NW yang secara simbolik merupakan sambutan kepada rombongan malaikat dan para arwah shalihin, seperti disebutkan dalam QS Al Qadar ayat ke-4,” ucap TGH Ihsan.
Ijtima’ Ramadhan ini juga menjadi ajang silaturrahim pribadi guru dengan murid dalam nuansa Ramadhan. Ijtima’ Ramadhan disebut sebagai awwaliat (inovasi, terobosan) baru pendiri NW yang tidak dilakukan para kiai di nusantara. Inovasi yang menjadi tradisi baik (sunnatan hasanatan).
Tradisi ini dipelihara dan dilaksanakan oleh penerusnya yakni putrinya Ummi Hj. Sitti Raihanun Zainuddin (PBNW 1998-2019) dan Maulana Syaikh TGKH. Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani (PBNW 2019-2024).
“Kegiatan Ijtima’ Ramadhan sesungguhnya adalah kegiatan memperkaya ibadah Ramadhan secara berjamaah dan tentu menyambut lailatul qadar,” katanya.(sr)