Lombok Tengah, suararinjani.com – Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (Distan Kab.Loteng, Prov.NTB) selama ini di daerah setiap tahunnya terjadi surplus beras dikarenakan kelebihan produksi dari para petani yang kian tinggi.
Sehingga tidak salah jikalau hal inilah yang menjadikan daerah sebagi salah satu kabupaten penyangga pangan nasional. Kab.Loteng pun belum lama ini juga sudah mendapatkan penghargaan Adhikarya Pembangunan Pertanian di istana wakil presiden RI.Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Loteng, M Kamrin, di tempat kerjanya Kamis (24/08), menuturkan, setiap tahunnya produksi beras selalu surplus, bahkan tahun ini diprediksikan surplus beras mencapai 234.000 ton. T”erlebih wilayah Loteng kini menjadi daerah Penyangga Ketahanan Pangan,”katanya.
Tentunya, pihak pemda bersama dengan sejumlah pihak terkait terus memberikan suport beras kepada beberapa daerah. Untuk tahun ini proyeksinya akan produksi beras mencapai 438.482 ton. “Dan ini belum terhitung untuk tanaman padi 3000 hektar yang kita tanam pada musim elnino pada Agustus-September, bibit dan pupuk kita diintervensi oleh pemerintah pusat,” tuturnya.Sedang jumlah produksi beras pada tahun 2022 lalu mencapai 312.146 ton dan kebutuhan beras masyarakat Loteng hanya mencapai 135.234 ton. Sehingga surplus beras pada tahun 2022 lalu mencapai 176.912 ton. Atas capaian itulah yang membuat pemda diberikan kesempatan untuk menanam padi hingga tiga musim tanam pertahun dan diintervensi berupa bibit dan pupuk.
Lanjutnya, untuk saat ini luas lahan pertanian yang menanam padi mencapai 50.200 hektare dan itupun sudah dibuat menjadi lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B). Sebab itulah sebenarnya meski pada musim elnino tetap untuk produksi beras stabil dan masih bagus.
“Tapi kita antisipasi secara nasional, makanya ada penanaman padi hingga 3000 hektare ini,” ungkapnya.Akan tetapi tambahnya, yang perlu ditekankan saat ini adalah perlunya adaptasi dengan perubahan iklim. Terlebih selama ini pola tanam harus padi-padi-palawija. Hanya saja, saat ini bisa padi-padi-padi, yang tentu dengan pola yang baru ini memiliki dampak.
Akan tetapi, berbagai permasalahan yang kemungkinan muncul sudah mulai diantisipasi oleh pemerintah. Seperti, pada musim tanam ketiga oleh pemerintah memberikan bantuan benih dan pupuk. Termasuk nantinya pada musim tanam pertama.
“Sehingga, Insha Alloh tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan beras kita. Bahkan bisa kita bilang sekali masyarakat panen, maka bisa memenuhi kebutuhan beras masyarakat Loteng selama bertahun-tahun,” yakinnya. (ang)
Produksi Kian Tinggi, Tiap Tahun Loteng Surplus Beras
