Lombok Timur, suararinjani.com – Dari data Dinas Peternakan dan Keswan (Disnakeswan) Lotim mencatat hingga Juli 2023, retribusi yang masuk dari Pasar Hewan Masbagik mengalami kenaikan di bandingkan dua tahun lalu. Jika tahun lalu, jumlah retribusi yang masuk sekitar 200 hingga 300 jutaan, tahun ini diklaim bisa tiga kali lipat.
“Untuk triwulan kedua ini saja retribusi dari Pasar Hewan Masbagik bisa mencapai di atas setengah miliar rupiah, ungkap Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Usaha Peternakan (PUP) pada Dinas Peternakan Lotim Juhur, kepada Suara Rinjani, pada Rabu, (23/08).
Juhur merinci retribusi yang masuk yakni bulan Januari sebesar Rp 80.650.000 69.470.000, Pebruari sebesar Rp 69.470.000, Maret sebesar 64.350.000, April sebesar Rp 66.200.000, Mei meningkat yakni sebesar Rp 105. 530.000, Juni sebesar 80.650.000, Pebruari sebesar Juli retribusi dari Pasar Hewan turun menjadi Rp 82.940.000 dan bulan Juli sebesar Rp 85.070.000. Sehingga jika di total untuk triwulan kedua, Disnakeswan memperoleh retribusi sebesar sebesar Rp 554.210.000.
“Alhamdulillah cukup tinggi jika di bandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya, mungkin untuk bulan Agustus nanti kita bisa tembus angka 600 juta dari PAD pasar saja,” kata Juhur.
Sementara diakuinya untuk hewan ternak janis kambing tidak terlalu signifikan penjualannya karena daya beli masyarakat terhadap kambing yang terbilang turun atau kurang diminati.
“Misal dari 500 ekor kambing yang datang ke pasar kalau bisa terjual 10 ekor saja,” tandasnya.
Guna meningkatkan capaian PAD, pihaknya dari awal tahun kemarin memperketat portal atau penjagaan pada pintu masuk. Namun meski demikian pihaknya mengaku sering kecolongan, karena para saudagar yang sudah terbiasa keluar masuk pasar hewan memanfaatkan waktu ramai.
“Meskipun begitu ketatnya penjagaan teman petugas di lapangan ada aja kita kecolongan. Kadang mereka memanfaatkan waktu ramai itu, ada yang nuntun sapinya banyak, pas dipegang sapinya sama kepala pasar katanya yang punya di belakang, ditunggu tunggu di belakang pemiliknya tidak ada,” tuturnya.
Ia menjelaskan untuk tahun ini Dinakeswan ditargetkan bisa mencapai PAD 8 miliar rupiah. Khusus dari pasar hewan saja ditargetkan capaian PADnya cukup tinggi yakni 6 miliar rupiah. Meski dirasa tidak mungkin, pihaknya akan tetap berusaha maksimal. Mengingat tahun kemarin saja atau pada saat PMK Disnakeswan secara keseluruhan ditargetkan bisa mencapai 3 miliar namun realisasi PAD dari pasar hewan hanya berkisar antara 200 hingga 300 juta rupiah saja.
“Memang kalau dari segi target itu kita tidak mungkin bisa mencapai target, tapi kalau dari kenaikan PAD kita itu naik bahkan bisa dibilang tiga kali lipat jika di bandingkan tahun sebelumnya,” imbuhnya.
Masih kata Juhur, salah satu penyebab PAD dari pasar hewan tidak bisa mencapai target maksimal disamping PMK adalah mengingat daya beli masyarakat dibeberapa tahun terakhir mengalami penurunan . Hanya bulan tertentu saja mengalami kenaikkan seperti pada saat momen Idul Adha. Sementara dari hasil pantauan Disnakeswan, jumlah daging beku di pasar yang didatangkan dari luar daerah tidak pernah sepi.
“Karena adanya daging impor beku itu, harga daging lokal jadi belum stabil, tapi mau bilang apa karena kebijakan daging impor itu kan dari pusat,” pungkasnya. (Yat)
Juhur : PAD dari Retribusi Pasar Hewan mengalami Kenaikan
